Friday, November 24, 2017

Contoh Makalah Akhlak Terpuji dan Akhlak Tercela

Contoh Makalah Akhlak Terpuji dan Akhlak Tercela

I.                   PENDAHULUAN 
A.  Latar Belakang
Nabi Muhammad di utus sebagai rosul oleh Allah dengan misi menyempurnakan akhlak manusia. Sesuai dengan ungkapan yang beliau sabdakan ‘’ saya diutus untuk menyempurnakan akhlak. Dan memang benar tugas yang diemban beliau untuk menyempurnakan akhlak sangatlah berat. Beliau membangun akhlak dari mulai nol, bagaimana tidak, beliau membangun akhlak yang mulanya berakhlak jahiliyah yang sangat rusak akhlaknya. Namun begitu beliau telah berhasil merubah mental dan juga peradaban islam dimasa keemasan.
Akhlak karimah yang ditunjukkan rosulullah pantaslah ditiru oleh seluruh umat di dunia tak terkecuali non muslim. Akhlak beliau sungguh luar biasa, telah banyak penulis buku yang menjadikan beliau sebagai tokoh utama karangannya. Juga tak sedikit pula yang hingga kini masih menjaga sabdanya.
B. Rumusan Masalah
      1. Apa saja ayat dan hadits tentang akhlak mahmudah ?
      2. Apa saja ayat dan hadits tentang akhlak madzmumah ?
      3. Bagaimana penjelasan ayat dan hadits tentang akhlak mahmudah ?
II.                PEMBAHASAN
A. Ayat dan Hadits Tentang Akhlak Mahmudah
 أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ……..
 أَلَا وَهِيَ الْقَلْب
Artinya : ……….“ Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati. (HR.bukhari No : 50)”[1]
B. Ayat dan Hadits Tentang Akhlak Madzmumah
ياأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلٰمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ    ﴿المائدة:٩۰
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. “(Q.S Al Maidah Ayat 90)

عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ
 لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ. رواه مسلم
 Artinya : “Dari Abi Sa’id Al Khudry Radiyallahu’anhu ia berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang diantara kalian melihat satu kemungkaran hendaklah merubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya Iman” (HR. Muslim).”[2]
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Artinya :Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.(4) Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)(5) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.(6) ( Q.S At Tin ayat 4-6)

C.  Penjelasan Ayat dan Hadits Tentang Akhlak Mahmudah dan Madzmumah

      Kata akhlaq berasal dari bahasa arab yang merupakan jama’ dari kata “ khuluq “ yang mempunyai arti adat atau kebiasaan, tabiat, tingkah laku, dan perbuatan. [3] kata tersebut sesuai dengan “ kholqun”  yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “kholiq” yang berarti pencipta dan ” makhluq” yang berarti yang di ciptakan. [4]
      Akhlak mahmudah yaitu segala tingkah laku yang terpuji . Imam Alghazali menggunakan istilah Al munjizat yang berarti segala sesuatu yang memberikan kemenangan atau kejayaan. Sedangkan akhlak madzmumah yaitu tingkah laku yang tercela atau akhlak yang jahat. Menurut Al Ghazali disebut “Muhlikat” segala sesuatu yang membinasakan atau mencelakakan. [5]
      Semua perkara baik terpuji maupun tercela semuanya berasal dari hati. Hati merupakan penyebar  virus kepada seluruh tubuh. Baik dan buruknya jasad atau tubuh terletak pada hatinya. seperti hadits di atas. Jika hatinya baik maka baiklah seluruh jasadnya, dan apabila buruk maka buruk pula seluruh tubuh manusia.
      Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksut dengan tubuh disini bukanlah secara fisik. Melainkan tubuh secara bathin. baiknya tubuh disini diartikan kekuatan yang lebih untuk beribadah kepada Allah ataupun juga untuk menjahui perkara yang syubhat atau bahkan haram seperti yang di ungkapkan oleh ibn rajab al hambali.
      Tingkah laku lahir muncul dari tingkah laku bathin, berupa sifat dan kalakuan bathin atau hati yang dapat berbolak balik, yang itu pula mengakibatkan berbolak baliknya perbuatan manusia. oleh karena itu tindak tanduk hatipun berbolak balik.[6]
      Ayat 90 berbicara tentang akhlak tercela berupa keharaman khomer dan segala yang memabukan walaupun sedikit, juga larangan berjudi, memberi sesaji dan mengundi nasib. Semua itu harus di hindari karena semuanya adalah kekejian dan merupakan perbuatan syaitan. Ayat ini juga dijadikan rujukan dalil untuk pengharaman narkoba dengan metode qiyas.[7]
      Setan bermaksud menjerumuskan manusia kedalam perbuatan perbuatan tercela agar dapat menciptakan perselisihan dan permusuhan antar manusia. Sebab meminum minuman keras akan man menghalangi kalian untuk menunaikan sholat dan berdzikir kepada Allah. Begitupula judi akan menyianyiakan waktu dan harta, berimanlah kepada Allah dan jahuilah perbuatan tercela semacam itu.[8]
      Khamar berasal dari bahasa Arab artinya menutupi. Jenis minuman yang memabukkan (menutupi kesehatan akal). Sebagian ulama seperti Imam Hanafi memberikan pengertian khamar sebagai nama (sebutan) untuk jenis minuman yang dibuat dari perasan anggur sesudah dimasak sampai mendidih serta mengeluarkan buih dan kemudian menjadi bersih kembali. Sari dari buih itulah yang mengandung unsur yang memabukkan. Ada pula yang memberi pengertian khamar dengan lebih menonjolkan unsur yang memabukkannya. Artinya, segala jenis minuman yang memabukkan disebut khamar.[9] Sedangkan judi adalah permainan dengan memakai uang atau barang berharga sebagai taruhan (seperti main dadu, kartu):itu pangkal kejahatan. -- buntut perjudian liar dengan cara menebak nomor akhir dari undian resmi.
Kata Al Ma’ruf yang ditunjukan oleh hadits tentang amar ma’ruf nahi munkar memiliki tafsir ’’apa yang terlihat baik menurut syara’ dan akal’’. Sedangkan kata Al Munkar berarti ’’apa yang terlihat tidak baik menurut syara’ dan akal’’.
Perintah yang terdapat pada hadits ini mempunyai khitob menyeluruh kepada seluaruh orang mukallaf yang melihat kemungkaran itu terjadi, dan mampu untuk merubah kemungkaran itu dengan kekuatan yang dimiliki.
Kata Bil Yad disini berarti kekuatan, tentu dalam penegakan nahi mungkar tidak boleh dengan mungkar seperti yang merak terjadi sekarang ini. Tentu tidak boleh sembarangan asal menghakimi orang yang berlaku mungkar jika memang tidak memiliki wewenang atas pemberantasan mungkar tersebut. Jika di Indonesia pihak polisilah yang berkewajiban mengemban tugas itu.
Bila dengan kekuasaan dirasa tidak mampu maka dengan lisannya. Lisan disini dimaksudkan dengan mauidhotul hasanah yakni berupa nasihat yang baik. Bukan hanya ulama’ yang mengemban tugas itu namun seluruh masyarakat jika memang dirasa mampu menasihati dan nasihat nasihatnya itu berupa kebenaran.
Bila dengan nasihat tidak mampu maka dengan hati. Makna hati disini yakni pencegahan dengan hati, dengan cara mengingkari perbuatan tercela, membencinya, dan menjauhinya. Dikatakan selemah lemahnya iman karena nahi mungkar dengan hati hampir tidak memiliki resiko apapun dibanding dengan kekuasaan dan lisan atau nasehat.[10]
Surat AtTin ayat 4-6 menerangkan tentang pembinaan akhlak yang merupakan bagian integral dan tak dapat dipisahkan dengan dunia pendidikan. Karena tujuan pendidikan dalam islam adalah menciptakan manusia yang bertakwa melalui ilmu pengetahuan, ketrampilan dan berprilaku sesuai dengan nilai nilai islam. Tujuan ini dapat diperoleh melalui proses pendidikan islam sebagai cerminan karakter seorang muslim. Keberadaan pembinaan akhlak ini ditujukan untuk mengarahkan potensi potensi baik yang ada pada diri setiap manusia agar sesuai dengan fithrahnya. Selain itu juga untuk meminimalkan potensi aspek aspek buruknya.
Akhlak merupakan fondasi dasar sebuah karakter diri, sehingga manusia yang berakhlak baik nantinya akan menjadi bagian dari masyarakat yang baik pula. Akhlak dalam islam juga memiliki nilai yang mutlak karena persepsi antara akhlak baik dan buruk memiliki nilai yang dapat diterapkan pada kondisi apapun. Tentu saja hal ini sesuai dengan fithrah manusia sebagai makhluk paling mulia. Dan akhlaklah yang membedakan karakter manusia dengan makhluk yang lainya. Dan tanpa akhlak manusia akan kehilangan derajat sebagai hamba Allah yang paling terhormat.[11]
       
III.                KESIMPULAN
Kata akhlaq berasal dari bahasa arab yang merupakan jama’ dari kata “ khuluq “ yang mempunyai arti adat atau kebiasaan, tabiat, tingkah laku, dan perbuatan. [12] kata tersebut sesuai dengan “ kholqun”  yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “kholiq” yang berarti pencipta dan ” makhluq” yang berarti yang di ciptakan.
Akhlak mahmudah yaitu segala tingkah laku yang terpuji . Imam Alghazali menggunakan istilah Al munjizat yang berarti segala sesuatu yang memberikan kemenangan atau kejayaan. Sedangkan akhlak madzmumah yaitu tingkah laku yang tercela atau akhlak yang jahat. Menurut Al Ghazali disebut “Muhlikat” segala sesuatu yang membinasakan atau mencelakakan.

IV.                PENUTUP
Demikianlah uraian menganai akhlak terpuji dan akhlak tercela semoga bermanfaat bagi semua dan bisa menambah wawasan  untuk mengenali ilmu ilmu yang memang harus dikuasai. Untuk kritik dan saran dari saudara sekalian sangat dinantikan untuk menjadikan lebih baik lagi untuk kedepannya.


 dalil tentang akhlak terpuji, dalil tentang ahklak tercela, dalil akhlak mahmudah dalil tentang akhlak madzmumah





DAFTAR PUSTAKA
Fathur Rozi, Hadits Tarbawi, (Semarang:Sagha Grafika Salusindo,2015)
HA Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: pustaka setia, 1995),
Hamzah Ya’qub, Etika Islam,(Bandung: Diponegoro,1985)hal
M. Quraish Syihab, Al-Lubab,(Tangerang:Lentera Hati, 2012),
Muhamad Zain Yusuf, Akhlak Tasawuf, ( Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo. 1986),
Tim Penerjemah Qisthi press, Terjemah Tafsir Muyassar(Jakarta: Qisthi Press, 2008)
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Alquran, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2012
Shohih bukhori, Juz 1, Hal 90, Hadits No 50

Matan Hadits Arba’in Nawawi, Hadits No 34




[1] Shohih bukhori, Juz 1, Hal 90, Hadits No 50
[2] Matan Hadits Arba’in Nawawi, Hadits No 34
[3] Muhamad Zain Yusuf, Akhlak Tasawuf, ( Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo. 1986), hal.7
[4] HA Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: pustaka setia, 1995), hal. 1
[5] Fathur Rozi, Hadits Tarbawi, (Semarang:Sagha Grafika Salusindo,2015), Hal 42
[6] Hamzah Ya’qub, Etika Islam,(Bandung: Diponegoro,1985)hal 95
[7] M. Quraish Syihab, Al-Lubab,(Tangerang:Lentera Hati, 2012), hal 294
[8] Tim Penerjemah Qisthi press, Terjemah Tafsir Muyassar(Jakarta: Qisthi Press, 2008) hal 547
[10] Fathur Rozi, Hadits Tarbawi……… Hal 37

[11] Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Alquran, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2012) hal 68-69
[12] Muhamad Zain Yusuf, Akhlak Tasawuf, ( Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo. 1986), hal.7

Contoh Makalah Akhlak mahmudah dan Akhlak madzmumah

No comments:

Post a Comment