Semangat Baru Penulisan Sejarah Madrasah TBS
Judul Buku :
Dalil Sejarah TBS
Penulis Buku :
M. Abdullah Badri
Penerbit Buku :
DIROZ PUSTAKA
Cetakan :
Cetakan Pertama
Tebal Buku : xi
+ 154
Tahun terbit :
Desember 2018
Harga Buku :
35.000
Rivalitas
kedua madrasah, TBS dan Qudsiyyah sudah berlangsung agak lama, setidaknya
selama kami sekolah di TBS sudah merasakan sentimen dan rivlitas keduanya. Entah
apa sebabnya kedua madrasah salaf dikudus ini seperti itu. Rivalitas keduanya
memuncak setelah terbitnya buku Satu Abad Qudsiyyah (SAQ). Yang didalamnya
berisi konten konten yang agak sensitif untuk dibahas. Atas dasar tersebut,
sedikit banyak memancing amarah dari alumni madrasah TBS yang kemudian mendesak
agar buku itu ditarik dari peredaran dan syarat syarat lainnya. Respon yang
kurang dari pihak madrasah Qudsiyyah atau lebih tepatnya pengarang buku SAQ ini
menyebabkan banyak alumni geram dan muncul lah buku dalil sejarah TBS.
Buku
ini, Dalil Sejarah TBS merupakan sebuah bentuk reaksi atas beredarnya buku
“Satu Abad Qudsiyyah” (SAQ). Yang dikarang oleh enam orang, yakni H.M Ihsan, M.
Zainal Anwar, M. Rikza Chamami, Makus Ali, Khasan Ubaidilah, Syaifullah Amin,
dan Furqon Ulya Himawan. sejatinya buku tersebut telah diterbitkan pada tahun
2016, tepat dimana madrasah Qudsiyyah merayakan seribu abad berdirinya madrasah
mereka. Terbilang unik karena buku yang terbit di tahun 2016 itu baru di
resensi sekaligus di kritik oleh penulis pada akhir tahun 2018. Dalam buku SAQ tersebut
banyak sekali terjadi kejanggalan kejanggalan sejarah. Banyak informasi yang
diperoleh oleh Penulis SAQ tidak di melakukan klarifikasi kepada yang
bersangkutan (TBS), sehingga mengakibatkan pengaburan sejarah. Karena alasan
itulah muncul Buku Dalil sejarah TBS yang secara rinci menyampaikan kritk
terhadap buku SAQ. Mungkin tidak secara keseluruhan buku SAQ itu di kritisi,
walaupun penulis hanya mengkritisi sesuatu yang berhubungan dengan TBS dan yang
menyangkut dengannya.
Seperti
contoh kritik penulis terhadap buku SAQ yang didalamnya mengatakan bahwa kata
School yang di pakai oleh TBS merupakan bentuk kompromi dengan belanda pada
waktu itu. Penulis membantah dengan fakta fakta dari sumber yang bisa
dipertanggung jawabkan.
Selanjutnya,
dalam buku ini juga memuat sejarah Madrasah TBS, dari mulai berdirinya lalu
pendirinya dan sejarah seputar madrasah TBS dengan lugas dijelaskan oleh
penulis. Walaupun masih banyak yang perlu dijelaskan dan perlu di pastikan
tentang sejarah madrasah yang belum atau sedang dikaji.
Seperti,
siapa pendiri dari madrasah TBS ini, dalam buku SAQ disebutkan ada dua nama
yakni KH. Arwani Amin said dan dihalaman lain disebutkan ternyata KH. A.
Khaliq. Namun itu dibantah keras dalam buku dalil sejarah TBS, dalam buku ini
dijelaskan bahwa ada dua versi sejarah mengenai siapa pendiri dari madrasah TBS
ini. Versi pertama yakni versi KH Choiruzzad yang mengatakan bahwa pendiri TBS
adalah KH Muchit dan versi kedua adalah versi dari keluarga dalem KH Ma’mun
Ahmad berpendapat bahwa KH Ahmad adalah pendiri TBS.
Kelebihan
Terdapat
banyak sekali kelebihan dari buku dalil sejarah TBS ini, yang pertama,
Mengkritik buku SAQ dengan isi buku SAQ itu sendiri, seperti pada hal 49-51.
Kritik yang terbilang brilian yang dilakukan oleh penulis, kedua, penulis
menyajikan data dari beberapa buku guna mengkritisi ataupun menolak tuduhan
berkompromi dengan yang ada dalam buku SAQ kepada TBS, sajian datanya terbilang
lengkap dan mudah difahami. Dan terkesan buku dalil sejarah TBS ini tidak buku
yang asal asalan dibuat (hal 39-46). Ketiga, buku ini ditulis dengan bahasa
yang mudah untuk difahami, tidak bertele tele penjelasannya dan sangat renyah
untuk dibaca. Keempat, buku ini menurut hemat saya di tulis menggunakan hati
yang terdalam dari penulis, itu bisa dilihat dari gaya bahasanya menulis kata
demi kata demi ta’dim nya kepada sang kiai yang telah dinistakan. Saya sangat
merasakan dan sempat membuat haru ketika penulis melakukan pembelaan kepada
sang maha guru (123-131).
Kekurangan
Disamping
kelebihan yang telah di paparkan diatas, seperti halnya sebuah karya pada
umumnya pasti memiliki kekurangan, menurut hemat kami buku ini pertama, penulis
terlalu terbawa emosi dalam tulisannya, seperti yang terdapat dibanyak tempat
penulis menggunakan kata kata, “ah mbuh, lagi lagi ah,’’ dan gaya tulisan yang
bisa dirasakan oleh pembaca. Itu tidak terjadi di satu dua halaman tapi banyak
halaman yang dimana halaman itu membahas kesalahan kesalahan buku SAQ. Kedua,
agaknya editor, kurang teliti dalam mengedit naskah buku ini, di beberapa
halaman penulis menggunakan bahasa jawa yang tidak di lengkapi dengan
terjemahan bahasa indonesianya. Saya memahami hal itu, mungkin penulis
berfikiran karena mungkin pembacanya kebanyakan kalangan siswa dan alumni TBS,
yang lumrahnya mengerti bahasa jawa. Namun seperti halnya kebanyakan karya
ilmiah harus menggunakan EYD(hal 19,67).
No comments:
Post a Comment